Keadaan di Gampong Pande dan Sekitarnya (Bagian Pertama)

Komplek makam Sundusu Balad, Gampong Pande, Banda Aceh.

Yang dimaui dari penyiaran gambar-gambar ini bukanlah agar seseorang tambah semangat untuk hanya mencela Pemerintah atau pihak-pihak lain. Yang dimaui adalah agar dapat sama-sama berpikir dan berkerja, sambil berdiskusi, untuk menyelamatkan dan melestarikan semua peninggalan sejarah Aceh agar itu semuanya nantinya dapat diwariskan ke generasi Aceh masa depan.
Bagi saya, sejarah bangsa dan umat adalah ibarat jantung yang mampu memompa serta mengalirkan pelajaran, pengalaman, inspirasi serta semangat untuk membangun masa depan bangsa, umat, dan Islam, dalam tuntunan dan keridhaan Tuhan Yang Maha Tinggi. Dan dalam pandangan saya, jantung yang dimiliki oleh Aceh sampai dengan waktu ini, masih harus perlu disembuhkan, dipulihkan dari berbagai kerusakan yang dideritanya, agar dapat bekerja maksimal sehingga pada gilirannya mampu memperlihatkan kepada kita suatu visi yang terang bagi perjalanan kehidupan, yang tentunya, tidak hanya untuk menguntungkan diri kita secara pribadi.
Ada deru sedu-sedan dan tangis yang masih terdengar di telinga sampai hari ini, dan ada linangan air mata yang sampai detik ini masih membasahi dada. Dan itu semua disadari adalah oleh karena suatu cita-cita besar. Apakah itu semua kemudian akan dibiarkan berlalu begitu saja, berhenti, memudar dan lenyap. Sayang sekali jika kita tidak kembali berkerja untuk membangun apa yang telah dimulai!
Dari sebuah perenungan panjang terhadap apa yang telah berlaku dan berlalu, saya melihat ada sekian kerja pendahuluan yang mesti dilakukan menuju "pembangunan" dalam makna yang kita inginkan. Salah satunya adalah "pembenahan memori". Dari sebuah rekaman yang keliru (termanipulasi), saya kira, akan melahirkan pemikiran yang keliru, bahkan sangat jauh menyimpang, dan dari itu tentunya akan lahir pola pandang dan tindakan yang keliru pula.
Pembenahan memori bangsa, dengan demikian, saya kira adalah kerja yang tidak kurang pentingnya daripada berbagai kerja urgen lainnya dalam suatu pembangunan dalam makna yang kita inginkan. Dan oleh karena itu pula, saya yakin, CISAH dan MAPESA hadir di lapangan peninggalan sejarah, di bekas-bekas permukiman kuno yang terabaikan dan jauh dari kepedulian, demi mengutip satu per satu, penggal per penggal, dari bagian sejarah yang tersisa, adalah sebagai sebuah kerja awal dan ilmiah dalam rangka pembenahan memori serta memulihkan kondisi jantung bangsa dan umat .
Becermin dari satu firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Surah Hud ayat 120:
وَكُلًّا نَّقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ ۚ وَجَاءَكَ فِي هَٰذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَىٰ لِلْمُؤْمِنِينَ
"Dan semua kisah rasul-rasul, Kami Ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami Teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala) kebenaran, nasihat dan peringatan bagi orang yang beriman. (Hud: 120)
Maka adalah suatu permintaan dengan penuh kerendahan kepada Allah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengasih semoga Ia menganugerahkan rahmat, kemudahan serta pertolongan-Nya. Amin.
Bitai, 8 Jumadil Akhir 1438 
Oleh: Musafir Zaman
Dikutip dari group facebook Mapesa.























Posting Komentar

0 Komentar