Krueng Aceh



Krueng Aceh! Mohon Maaf, Tidak Ada Nyanyian untukmu

Gambar-gambar ini diambil di sebuah aliran sungai di Gampong Lamtamot, Mukim Gunung Biram, Kecamatan Lembah Seulawah, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh.
Sungai di Lamtamot ini berhulu di Mukim Saree, Lembah Seulawah. Airnya tumpah ke Krueng Buga yang berhulu di wilayah pergunungan di atas Gampong Panca. Krueng Buga mengalir ke Krueng Inong (Seulimum) yang akan melanjutkan perjalanannya ke bagian hilir Aceh, menampung air dari sub daerah aliran Krueng Keumireu di Kecamatan Cot Glie dan Krueng Jreu di Kecamatan Indrapuri, dan mulai wilayah Indrapuri, semua batang air tersebut telah menjelma menjadi satu batang air yang legendaris. Dari hulu sampai muaranya membawa nama sebuah identitas, dan dari seluruh sungai yang mengalir di Aceh, hanya ia satu-satunya yang secara sah menyandang nama Krueng Aceh. Ia adalah landmark untuk negeri ini, dan di sepanjang alirannya, mulai hulu-bahkan mulai dari aliran terhulu dari sungai-sungai yang membentuk Krueng Aceh- sampai muaranya, telah tumbuh kebudayaan dan peradaban yang pengaruhnya bergema hampir ke seluruh kawasan di Asia Tenggara selama berabad-abad lamanya.
Gp. Lamtamot Mukim Gunung Biram Aceh Besar
Di Gampong Lamtamot, persis di tepi sungainya, terdapat benteng Gunong Biram yang terkenal, dan dari hasil pengamatan awal juga telah ditemukan batu nisan yang diperkirakan berasal dari abad ke-10 H (ke-16 M). Ini membuktikan telah adanya permukiman masyarakat Aceh di bagian terdalam dari lembah Aceh sejak berabad-abad yang silam. 
Gp. Lamtamot Mukim Gunung Biram Aceh Besar
Jika demikian perihal di pedalaman lembah Aceh, bagaimana kita akan membayangkan perihal di kawasan muara Krueng Aceh, yang merupakan bandar dari Aceh Darussalam dan bagian paling penting dari kota di mana para sultan Aceh Darussalam memerintah? 
Lantas, saat seseorang mendengar nama Krueng Aceh, adakah makna historis, adakah kenangan, adakah suatu penghormatan, yang tergambar di kepalanya, atau Krueng Aceh cuma sekadar air yang mengalir dalam sungai?
Gp. Lamtamot Mukim Gunung Biram Aceh Besar
Saat orang mengingat sungai-sungai besar di dunia semisal Nil, Eufrat, Tigris, Indus dan lain-lain sebagai tempat kelahiran dan tumbuh berkembangnya peradaban-peradaban, Krueng Aceh, dan bahkan muaranya, justru mengalami penyepelean yang luar biasa keji dari anak negerinya sendiri. Tidak ada nyanyian untuk Krueng Aceh dan keharumannya semisal Begawan Solo. Yang ada untuknya hanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan Instalasi pengolahan air limbah (IPAL), serta bau busuknya. Bangsa yang benar-benar hebat dalam melupakan apapun sejarahnya!

Dikutip dari group facebook Mapesa.

Gp. Lamtamot Mukim Gunung Biram Aceh Besar
Gp. Lamtamot Mukim Gunung Biram Aceh Besar
Gp. Lamtamot Mukim Gunung Biram Aceh Besar
Gp. Lamtamot Mukim Gunung Biram Aceh Besar.
Gp. Lamtamot Mukim Gunung Biram Aceh Besar
Gp. Lamtamot Mukim Gunung Biram Aceh Besar

Posting Komentar

0 Komentar