Kupang Pedir dan Hubungannya dengan Mughal

Van Langen (1888) memuat gambar mata uang perak dari Pedir yang disebut dengan kupang. Setakat ini saya belum pernah melihat benda atau gambar aslinya.


Menurut gambar yang disiarkan Van Langen, sisi muka mata uang bertulis: 1172 Paduka Sultan 'Alaiddin Syah; dan pada sisi belakang: 'Azizul Barakah 6.

Kupang dari Pedir Sumber: Van Langen (1888)
Sebuah sumber menyebutkan bahwa Sultan Aceh memang telah mengizinkan Negeri Pedir untuk mencetak mata uangnya sendiri.

Hal yang menarik perhatian adalah adanya kemiripan atau malah mungkin keterpengaruhan mata uang kupang ini dengan mata uang yang dikeluar oleh Kerajaan Mughal di India, yakni mata uang Alamgir II (1699-1759). Ini dikarenakan pada sisi muka kupang selain tercantum nama sultan juga tecantum tahun 1172, dan ini sama dengan pada mata uang Mughal. Kemudian pada sisi belakang kupang juga terdapat angka 6 Arab sama seperti pada mata uang Mughal, hanya saja pada kupang tidak tertulis "sanah" (tahun). Sementara kata 'Azizul Barakah' (keberkatan yang mulia/tinggi), ini yang belum diketahui apakah ia nama penguasa Pedir, ataukah gelar dari Sultan 'Alaiddin atau lainnya. Pun demikian, juga punya kemiripan dengan Mughal sebab Alamgir II memiliki gelar 'Azizuddin (sama-sama menggunakan kata 'Aziz: 'Aziz Ad-Din dan 'Aziz Al-barakah).


Kemiripan atau boleh jadi keterpengaruhan kupang Pedir dengan mata uang Mughal tampak jelas, yang menandakan adanya hubungan antara Pedir dan Mughal, namun pertanyaannya kemudian ialah bagaimana sesungguhnya hubungan Negeri Pedir dengan Kerajaan Mughal di India?

Oleh: Musafir Zaman
(Dikutip dari postingan akun facebook Musafir Zaman di Group Mapesa)