Dekorasi pada salah satu sisi makam Khoja Sultan A-'Adil Ahmad |
Dekorasi
pada makam Khoja Sultan Al-'Adil Ahmad bin Zainal 'Abidin (abad ke-15) di komplek pemakaman kesultanan Samudra Pasai periode kedua di Kuta Krueng, Geudong, Aceh Utara.
Dekorasi menawan menggunakan kaligrafi dengan gaya yang tampaknya telah terilhami
oleh alam kebudayaan Pasai (Melayu) serta motif flora yang khas. Sebuah hasil
kreatiftas yang menunjukkan kemahiran yang mumpuni dari seniman zaman Samudra
Pasai, dan pada waktu yang sama juga menunjukkan kedalaman jangkau tangan
mereka dalam kebudayaan Arab-Islam.
>> Khoja (Arab: Khujah atau Khawwajah) adalah kata dalam bahasa Persia
yang berarti tuan, tuan guru atau syaikh. Gelar ini populer digunakan dalam
Thariqat An-Naqsyabandiyah, bahkan dalam Thariqat tersebut juga dikenal istilah
"Khawajakan", yakni majlis di mana murid dalam Thariqat ini
mengkhatamkan (mengakhirkan pembelajaran thariqat ini). Khoja dapat berarti
pula pedagang ("tajir"). Istilah dengan makna terakhir ini lumrah
digunakan oleh para pedagang dari kelompok Behr (Buhrah), yaitu sebuah kelompok
dagang beraliran Syi'ah Isma'iliyyah yang mayoritasnya bermukim di pantai barat
dan barat daya India. (Mapesa/MZ)