Tokoh dari Aleppo Bersemayam di Penyerat Banda Aceh


Benda dan Kata

Apa yang sebenarnya ingin diabadikan lewat benda monumental dalam gambar ini?
Benda: nisan kubur. Terbuat dari batu alam, dipahat sedemikian rupa dan berukir ragam motif hiasan. Antik, dan mudah sekali untuk menangkap kesan mewahnya. Tapi apa sesungguhnya yang hendak disampaikan? Adakah pengultusan atau semacam pembesaran bagi si mati?

Bentuk nisan serta ukiran ragam hiasan adalah kreasi yang menampilkan ketinggian daya pikir serta kehalusan cita. Semua itu menjadi penanda bagi akal budi sebuah masyarakat yang telah mencapai tingkat keluhuran; halus dan tinggi. Ini yang sesungguhnya ingin disampaikan lewat benda; sebuah pemberitahuan tentang hal keadaan yang berlaku di zaman yang silam.

Lantas, kata. Apa yang disampaikan lewat kata? Apakah sanjung puji yang berlebihan bagi si mati?
Ternyata sama sekali tidak! Kata menyuratkan penghambaan diri yang murni kepada Rabbul 'Alamin. Kata justru mensinyalir tentang makhluk yang tiada berdaya dan fana. Tentang hamba yang tiada lain dalam harapannya kecuali maghfirah dan rahmah dari Khaliqnya. Hamba yang mengakui seluruh dosa dan kelemahannya lalu pergi menghamburkan diri dalam keluasan kasih sayang Allah 'Azza wa Jalla.
Inilah bunyi inskripsi yang terpahat pada benda:
Inskripsi yang terpahat pada nisan Nur Halab

1. هذا القبر الذي
2. نور حلب غفر (ا)لله فيه
3. ذنوبها كلها

Terjemah:
1. Inilah kubur [orang] yang [bernama]
2. Nur Halab (Cahaya Aleppo?), semoga Allah mengampuni [dia] di dalam kubur
3. dosa-dosanya seluruhnya




Inskripsi pada nisan lainnya
1. ذنوبها
2. كلها أمين رب
3. العالمين

Terjemah:
1. [Semoga Allah mengampuni] dosa-dosanya
2. seluruhnya, [maka] perkenankanlah wahai Tuhan
3. sekalian alam

Benda adalah lahiriah duniawiyah yang memberitakan suatu pencapaian dalam kebudayaan dan peradaban. Kata adalah batiniah ukhrawiyah yang menyuratkan kerendahan diri dan keluluhan hati di hadapan Yang Maha Kekal Abadi.

Benda dan kata, kiranya, menjasadkan sebuah gagasan bahwa Mu'min, atau seorang yang hatinya telah dipenuhi iman, adalah juga pribadi menunaikan perintah Rabbnya untuk membangun peradaban dan memakmurkan dunia.

Inilah lintasan pikiran yang muncul saat mengamati beberapa gambar yang direkam Masyarakat Peduli Sejarah Aceh dalam kegiatan Meuseuraya, hari ini, Ahad 26 Jumadil Awal 1437 H/6 Maret 2016 M, di kompleks makam peninggalan Aceh Darussalam, Gampong Penyerat, Kecamatan Banda Raya, Banda Aceh.
Dikutip dari facebook Musafir Zaman di Group Mapesa.

Foto kegiatan Meuseuraya atau gotong royong guna menata kembali komplek makam bersejarah di gampong Penyerat kecamatan Banda Raya kota Banda Aceh.

Proses pengangkatan nisan sekian lama terbenam dalam tanah

Membersihkan tanah dan lumut yang menempel pada nisan

Foto bersama Tim Mapesa bersama Masyarakat gampong
Penyerat usai meuseuraya.

Posting Komentar

0 Komentar