Sejarah untuk Generasi Baru
Ketika matahari berada di
belahan bumi utara, Benua Australia dingin dan bertekanan tinggi, Benua Asia
lebih panas dan bertekanan rendah. Angin akan bertiup dari daratan bertekanan
tinggi (Australia) menuju daratan bertekanan rendah (Asia). Karena menuju ke
utara khatulistiwa, angin dibelokkan ke arah kanan, menerpa sepanjang pantai
barat Sumatra lalu tersandung pegunungan Bukit Barisan yang melemahkan
kekuatannya.
Sementara itu di ujung barat
laut Sumatra, Bukit Barisan telah berhenti, dan angin seperti menemukan pintu
untuk bertiup ke daratan Indocina. Orang-orang yang tinggal di Ulee Lheuh
(tanjung yang lepas dari daratan utama; sekarang, Ulee Lheu) segera menyadari
angin yang tiba di setiap bulan April itu. Orang Aceh lazim menyebutnya dengan
"Angen Barat" atau "Museim Barat", atau dengan istilah
lain, angin muson barat daya yang bertiup mulai April sampai Oktober.
Pecahan porselen yang diselamatkan dari kawasan Ujong Pachua |
Ketika orang-orang Ulee Lheuh
melihat ke arah dari mana angin itu bertiup, maka di sana terlihat barisan
perbukitan yang menjulur dan berujung di laut. Dari ujung sanalah kiranya angin
barat atau barat daya itu telah bertiup. Itulah "ujung angin barat (atau barat
daya)", ujung "Pachua".
Pachua?
Dirham Sultan 'Alauddin bin 'Aliy Mughayat Syah Ditemukan dikawasan ujong Pachua |
Pertama, dikarenakan surutnya
perhatian masyarakat Aceh terhadap pengetahuan geografi [serta berbagai ilmu
pengetahuan alam lainnya], yang pada masa lampau justru sangat diberi
perhatian.
Kedua, oleh karena sangat banyak
realita masa lalu yang terlepas dari ingatan, ditambah lagi dengan situasi yang
sudah sangat jauh berubah.
Kawasan Ujoeng Pancu hari ini,
misalnya, hanya tampak sebagai salah satu kawasan yang menyajikan panorama
indah di sebelah barat Banda Aceh. Di sana, tidak ditemukan alamat-alamat yang
mengingatkan berbagai realita di masa lampau, sehingga tidak banyak orang yang
tahu, misalnya, bahwa jalur laut di depan Ujoeng Pancu, dulunya, dikenal dengan
Jalur Surat (Surat Passage), yakni sebuah jalur pelayaran untuk kapal-kapal
dari dan ke arah barat dan barat daya. Lewat Jalur Surat itulah kapal-kapal
berdatangan ke dan berangkat dari Laut Aceh (laut yang berada di depan Bandar
Aceh Darussalam). Penamaan jalur tersebut sebagai Jalur Surat - dan Surat
adalah sebuah kota di negara bagian Gujarat, barat India, yang terkenal dengan
perdagangan lautnya - semakin memastikan bahwa nama asali dari Ujoeng Pancu
adalah Ujoeng Pachua, ujung di mana angin barat (muson barat daya) masuk dan
bertiup melemparkan hawa keringnya di Aceh.
Di sekitar kawasan pintu angin
barat atau di Ujoeng Pachua inilah, Mapesa telah melakukan kegiatannya pada
Ahad-ahad yang lalu, serta menemukan alamat-alamat dari kehidupan masa silam
yang semarak dan ramai. Semoga di Ahad-ahad mendatang, alamat-alamat tersebut
semakin banyak dijumpai agar cerita tentang sebuah semangat besar di masa
lampau Aceh dapat dirajut kembali serta dijadikan cerminan oleh generasi masa
depan.
Kuta Malaka, 26 Rabi'ul Akhir
1439
Oleh:
Musafir Zaman.
Dikutip
dari group facebook Mapesa.
0 Komentar