Makam Fathimah Az-Zahra (kanan) berdampingan dengan makam Menteri Penanganan Haji Orangkaya Seri Maharaja Lila (kiri).Kompleks Makam Meurah I di Gampong Leu Ue, Darul Imarah, Aceh Besar. |
Angin di Mata Ie
Pembaca mungkin sudah lama tahu arti kata "bad",
"balabad" dan "zirbad". Tapi, saya baru saja tahu. Ketiga
kata ini terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata
"bad", dalam kamus tersebut, ditandai dengan "ark n"
(arkais/tidak lazim-nomina), bermakna: angin, semisal pada "balabad"
dan "zirbad". Kata "balabad" yang juga ditandai dengan "ark
n" dimaknakan dengan atas angin; angin darat; angin pegunungan. Sedangkan
"zirbad" bermakna negeri di bawah angin. Untuk zirbad, KBBI
menambahkan keterangan: "Seperti Indonesia, menurut pandangan orang
Persia."
Karena KBBI menyebut Persia, saya lantas memeriksa A
Comprehensive Persian-English Dictionary oleh F. Steingass. Di sana,
"bad" ternyata diartikan dengan "wind" (angin),
"air" (udara), dan "breath" (udara terhirup dan dihembuskan
dalam pernapasan). Lalu saya melacak "balabad". Rupanya, itu berasal
kata dalam bahasa Persia, "bala", yang diartikan dalam bahasa Inggris
dengan: "height, altitude, tallness, a mountain, above, upwards".
"Bala-bad", ternyata, memang berasal dari bahasa Persia. Begitu pula,
"zir", "zer", yang diartikan dengan "under, below, beneath,
lower" dalam kamus tersebut.
Bad: angin, balabad: atas angin, zirbad: bawah angin. Negeri
atas angin: balabad; negeri bawah angin: zirbad. Saya baru saja tahu itu.
Kenapa? Karena saya baru saja mengerti apa yang ditulis pada batu nisan
peninggalan sejarah Aceh sejak ratusan tahun silam (sekitar abad ke-10
Hijriah/ke-16 Masehi). Dan saya kira, adalah karena kata-kata (nomina) itu
lazim digunakan dalam kurun waktu lampau, sehingga pada waktu kemudian juga
ikut dimasukkan dalam KBBI sebagai kata-kata berlabel arkais (kuno) dan tidak
lazim digunakan.
Sebagai salah satu bukti bahwa "bad" lazim
digunakan di masa lampau adalah karena kata-kata itu telah ditemukan pada gelar
seorang wanita yang dikuburkan di sebuah kompleks kubur peninggalan sejarah
Aceh di Gampong Leu Ue, Kecamatan Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar (Kompleks
Makam Meurah I). Orang yang paling berjasa dalam penemuan ini tentulah Adinda
saya, Tuan Mizuar Mahdi Al-Asyi, Ketua Mapesa.
Di Grup ini, beberapa hari yang lewat, ia telah mengangkat
tentang temuan epitaf pada salah satu batu nisan kubur di Leu Ue dari hasil
pengamatannya. Temuan tersebut begitu berharga dan penting oleh karena seorang
tokoh wanita bangsawan yang hidup di Aceh Darussalam sekitar abad ke-10
Hijriah, kini, telah mengisi dan menambah pengetahuan kita tentang sejarah Aceh
dan Islam. Bahkan, lewat gelarnya, ia telah ikut menegaskan hubungan yang
pernah terbentuk di antara bangsa-bangsa Islam di zaman lampau.
Inskripsi pada batu nisan bagian kaki Siti Fathimah. Kompleks Makam Meurah I Gampong Leu Ue, Darul Imarah, Aceh Besar |
Berikut ini adalah epitaf pada batu nisan kubur wanita -
semoga Allah Merahmatinya dengan rahmat-Nya yang luas - yang namanya telah
diambil dari nama dan gelar putri Rasulullah Shalla-Llahu 'alaihi wa Sallam,
Sayyidah Fathimah Az-Zahra', Radhiya-Llahu 'anha.
1. اين علامه نسان
2. فاطمة الزهراء
3. أورغكيكاي
4. راج بد بارو
Transliterasi:
1. Ini alamah (tanda) nisan
2. Fathimah Az-Zahra'
3. Orangkaya-kaya
4. Raja-Bad Baru
Komentar:
1. "Raja-Bad", barangkali, dapat dikatakan semakna
dengan gelar "Bad-Syah" yang ditemukan pada batu nisan kubur lain,
yakni raja angin. Gelar ini, kiranya, amat sesuai dengan kondisi bentang alam
di daerah Leu Ue, Mata Ie dan sekitarnya yang berada dalam Kemukiman Daroy,
Kecamatan Darul Imarah. Angin sejuk yang berhembus dari perbukitan Mata Ie
tentu saja merupakan di antara hal yang akan terukir dalam ingatan dan kenangan
banyak orang tentang daerah itu.
2. Inskripsi untuk epitaf tersebut dalam bahasa Jawiy. Bunyi
inskripsi secara lengkap untuk kedua batu nisan Fathimah Az-Zahra' yang
bergelar Orangkaya-kaya Raja Bad Baru dalam arsip Mapesa.
Kuta Malaka, 15 Rabi'ul Akhir, 1440
Oleh: Musafir Zaman
Dikutip dari group Mapesa.
Dikutip dari group Mapesa.
0 Komentar