PESAN DARI MASA LALU ITU TELAH DITERIMA
Bandar Aceh Darussalam atau Aceh Bandar Darussalam, yang hari ini
adalah Banda Aceh, adalah sebuah kota pelabuhan di sepanjang sejarahnya.
Bandar Aceh Darussalam adalah ibukota pemerintahan dinasti-dinasti
Islam yang berkuasa serta mengatur jalur pelayaran dan perdagangan di gerbang
maritim Asia Tenggara.
Kawasan hilir atau muara Krueng Aceh merupakan salah satu zona
aktifitas kemaritiman terpenting di Bandar ini.
Aktifitas tersebut, sebagaimana aktifitas peradaban Islam lainnya,
telah berhulu dari ketauhidan untuk kemudian bermuara pada ketauhidan.
Hari ini, Ahad, 23 Jumadil Awal 1441, Masyarakat Peduli Sejarah
Aceh (MAPESA), telah menemukan argumen terbaru untuk pernyataan-pernyataan di
atas.
Adalah atas rahmat Allah Subhanahu wa Ta'ala serta taufiq-Nya,
daftar panjang tokoh-tokoh terkemuka dalam sejarah Aceh yang dimiliki MAPESA,
siang hari tadi, telah memperoleh suatu kehormatan yang teramat patut disyukuri
dengan tercatatnya seorang tokoh pelaku sejarah yang penting dalam daftar
tersebut.
Tokoh itu adalah seorang raja pelabuhan, "Syah Bandar",
penguasa dan pemilik otoritas tertinggi di pelabuhan Bandar Aceh Darussalam
pada pertengahan abad ke-10 Hijriah (ke-16 Masehi). Ia berpulang ke
Rahamatu-Llah pada masa Aceh sedang menyaksikan kegemilangan dan berbagai
hubungan internasional yang dijalinnya; masa di mana Aceh juga sedang dalam
pergulatannya demi mempertahankan keutuhan negeri-negeri di Asia Tenggara.
Ia adalah tokoh bergelar Syah Bandar yang kedua ditemukan MAPESA
setelah penemuan makam Syah Bandar Mu'tabar Khan pada 2016 silam, tapi tokoh
ini telah meninggal dunia dalam waktu hampir dua abad lebih dahulu dari waktu
meninggalnya Mu'tabar Khan.
Pesan dari masa lalu itu telah diterima!
Pesan itu berawal dan berpuncak pada kalimat Tauhid yang terukir
dengan kaligrafi berkualitas tinggi dan melengkapi semua unsur keindahan.
Dilanjutkan kemudian dengan baris ayat 255 Surah Al-Baqarah (ayat
Al-Kursiy) dalam tingkat mutu kesenian tertinggi.
Lalu epitaf yang berbunyi:
هذا القبر الذي الملقب شاه بندر بندهارا اريا نقل من الدنيا يوم الأربعا
اثنان من شهر رمضان سنة أربعة وستين وتسعمائة من هجرة خير البرية عليه أفضل الصلوات
وأزكى التحية
"Inilah kubur [orang] yang bergelar Syah Bandar Bandahara
Ariya dipindahkan dari dunia (wafat) pada hari Rabu, dua (2) hari dari bulan
Ramadhan tahun sembilan ratus enam puluh empat (964) dari hijrah sebaik-baik
makhluk, ke atas beliau seutama-utama shalawat dan sesuci-suci salam."
Esok hari, Senin 24 Jumadil Awal 1441 Hijriah (20 Januari 2020
Masehi), setelah Zhuhur, MAPESA akan kembali melanjutkan kegiatan
meuseuraya-nya di lokasi yang sama, di Gampong Pande, Kecamatan Kutaraja, untuk
menyempurnakan kerja penataan batu nisan kubur tokoh penting Aceh Darussalam
ini.
Karena MAPESA adalah masyarakat dan mewakili masyarakat, maka
apapun bentuk partisipasi masyarakat akan dijunjung tinggi.
0 Komentar