Benda Aneh Bertulis “Lamuri” Ditemukan di Lamreh, Aceh Besar

Benda bertulis “Lamuri” yang ditemukan Iskandar Puteih, warga Lamreh,
di kawasan situs sejarah Lamuri, Gampong Lamreh, Aceh Besar,
pada Rabu, 8/10/2014 silam. (Foto: Misykah.com)

BENDA yang belum dapat dipastikan nama dan kegunaannya ini ditemukan di Gampong Lamreh, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Iskandar Puteih, warga Lamreh, menemukan benda tersebut pada Rabu, 8/10/2014 silam, saat sedang dilakukan penelitian dan pemetaan kawasan situs sejarah di Lamreh oleh tim gabungan Universiti Sains Malaysia (Malasysia), Universitas Syiah Kuala (Aceh) dan Universitas Sumatera Utara (Sumatera Utara), 27/9-12/10/2014. Iskandar mengaku menemukannya secara tidak sengaja di lokasi sekitar kompleks makam Malik Muhammad Syah (wafat 848 H/1445) yang berada di perbukitan Gampong Lamreh.

Benda temuan ini tampaknya terbuat dari bahan batu kapur. Pipih, dan warnanya abu-abu. Di dua sisinya ada bagian yang telah patah, namun dapat saja diduga bentuk utuhnya adalah persegi panjang. Sesuai kondisinya saat ditemukan, benda ini memiliki ukuran panjang: 4,5 cm; lebar: 4,2 cm; dan tebal 1,5 cm. Pada salah satu sisinya terdapat cukilan berbentuk bundaran dan persegi. Selanjutnya, dalam bundaran tersebut tampak goresan motif floris dan tulisan. Di bagian sudut terdapat bolongan yang tidak tembus sedalam 8 mm

Goresan tulisan yang terdapat pada benda ini berbunyi: Lamuri/Lamri. Ditulis dengan huruf-huruf Arab khath tsuluts yang terdiri dari huruf-huruf: lam, alif, mim, ra’ dan ya’. Sama sekali tidak diragukan bunyinya adalah Lamuri/Lamri.

Benda bertulis “Lamuri” yang menjadi bukti konkret
kawasan situs sejarah di Gampong Lamreh,
Kecamatan Mesjid Raya, Aceh Besar,
adalah bekas pusat pemerintahan
Kerajaan Islam Lamuri.
(Foto: Misykah.com)

Benda temuan ini dengan demikian menyajikan bukti konkret bahwa kawasan situs sejarah di Gampong Lamreh, Aceh Besar, adalah bekas Kerajaan Lamuri, dan merupakan satu-satunya artefak yang ditemukan di kawasan situs yang secara jelas menyebut nama Lamuri. Kendati tidak didapati teks yang menyebutkan penanggalan pada benda, namun sudah barangtentu ia tidak berasal dari masa yang lebih kemudian dari pertengahan awal abad ke-15 M lantaran ditemukan beserta nisan-nisan makam yang bertarikh pertengahan awal abad ke-9 H atau ke-15 M.

Sebelumnya, telah ditemukan nama Lamuri disebutkan pada inskripsi nisan makam Sultan Munawwar Syah yang terdapat di Gampong Hagu, Pante Raja, Kabupaten Pidie Jaya. Dengan demikian, Sultan Muhammad Syah Lamuri yang disebut pada inskripsi nisan Sultan Munawwar Syah adalah benar Sultan Muhammad Syah yang makamnya terdapat di lokasi benteng Kuta Leubok, Gampong Lamreh, Aceh Besar. Sultan Muhammad Syah yang wafat pada 908 H ini adalah ayah dari Sultan Munawwar Syah, dan yang terakhir adalah ayah dari Sultan Syamsu Syah dan kakek daripada para sultan Aceh dalam kurun ke-16 M.

Dengan ditemukan bukti ini, maka kawasan situs sejarah yang terdapat di Gampong Lamreh tidak dapat disangsikan lagi adalah bekas pusat pemerintahan Kerajaan Islam Lamuri, setidaknya, dalam paroh pertama abad ke-15 M serta di penghujung abad tersebut. Karena itu, penyelamatan kawasan situs sejarah ini harus menjadi prioritas utama berbagai lembaga pemerintahan yang menangani urusan kebudayaan dan kelestarian cagar budaya. (Taqiyuddin Muhammad)

Sumber: CISAH

Posting Komentar

0 Komentar