Untuk kepentingan penyusunan buku numismatika Aceh yang akan terbit dalam waktu dekat ini, sumber epigrafi adalah yang paling menentukan untuk memverifikasi nama dan gelar tokoh yang tercantum di dalamnya. Tanpa menempuh jalan ini, para numismatis akan terjebak dalam konteks sejarah semu yang dihadapkan pada spekulasi-spekulasi yang menyesatkan. Demi menghindari itu semua, untuk itulah pakar epigrafi (epigraf) Islam Aceh, Teungku Taqiyuddin Muhammad, Lc, dibantu asisten epigraf, Mizuar Mahdi Al-Asyi, dan pakar numismatika Aceh dari PEDIR Museum, Masykur Syafruddin, S.Hum, (Luengputu Manuskrip Aceh) beserta tim peneliti dari Mapesa Aceh, Yoesri Ramli, Arya Purbaya, Nurul Akma, sangat perlu melakukan kegiatan pendokumentasian dan pembacaan ulang di Kompleks Makam Sultan Aceh, di Gampong Pande (Makam Tuan Di Kandang).
Kegiatan penting ini berlangsung selama dua hari, dilaksanakan pada tanggal 21-22 Juli 2022 mulai pukul 17.00 WIB sampai dengan pukul 18.30 WIB. Pada kegiatan hari kedua, tim MAPESA dan Pedir Museum didampingi oleh Geuchik Gampong Pande, Deo Fiscia Erjiansyah yang juga aktivis cagar budaya Gampong Pande, dan Kepala Perhubungan Kodam Iskandar Muda (Kahubdam IM), Kolonel Chb. Jun Mastra yang selama delapan bulan terakhir ini terlibat aktif melaksanakan meuseuraya (pelayanan) pembersihan situs-situs kompleks makam bersejarah di wilayah administrasi Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh.
0 Komentar