Penelitian Epigrafi Untuk Kajian Numismatika

 


Untuk kepentingan penyusunan buku numismatika Aceh yang akan terbit dalam waktu dekat ini, sumber epigrafi adalah yang paling menentukan untuk memverifikasi nama dan gelar tokoh yang tercantum di dalamnya. Tanpa menempuh jalan ini, para numismatis akan terjebak dalam konteks sejarah semu yang dihadapkan pada spekulasi-spekulasi yang menyesatkan. Demi menghindari itu semua, untuk itulah pakar epigrafi (epigraf) Islam Aceh, Teungku Taqiyuddin Muhammad, Lc, dibantu asisten epigraf, Mizuar Mahdi Al-Asyi, dan pakar numismatika Aceh dari PEDIR Museum, Masykur Syafruddin, S.Hum, (Luengputu Manuskrip Aceh) beserta tim peneliti dari Mapesa Aceh, Yoesri Ramli, Arya Purbaya, Nurul Akma, sangat perlu melakukan kegiatan pendokumentasian dan pembacaan ulang di Kompleks Makam Sultan Aceh, di Gampong Pande (Makam Tuan Di Kandang).


Kegiatan penting ini berlangsung selama dua hari, dilaksanakan pada tanggal 21-22 Juli 2022 mulai pukul 17.00 WIB sampai dengan pukul 18.30 WIB. Pada kegiatan hari kedua, tim MAPESA dan Pedir Museum didampingi oleh Geuchik Gampong Pande, Deo Fiscia Erjiansyah yang juga aktivis cagar budaya Gampong Pande, dan Kepala Perhubungan Kodam Iskandar Muda (Kahubdam IM), Kolonel Chb. Jun Mastra yang selama delapan bulan terakhir ini terlibat aktif melaksanakan meuseuraya (pelayanan) pembersihan situs-situs kompleks makam bersejarah di wilayah administrasi Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh.

Fokus utama kegiatan selama dua hari ini di Kompleks Tuan Di Kandang adalah tiga pasang nisan, yang terdiri dari nisan dua orang sultan dan nisan seorang pangeran. Yang pertama adalah nisan Sultan 'Adilullah bin Sultan Munawar Syah yang wafat pada hari Ahad waktu 'Ashar, tanggal 30 Jumadil Awal tahun 947 Hijriah (1540 M), yang kedua nisan Sultan 'Ali Ri'ayat Syah bin Munawar Syah bin Muhammad Syah yang wafat pada hari Rabu, tanggal 14 Sya'ban tahun 947 Hijriah (1540 M), dan yang terakhir adalah nisan Muzhaffar Syah bin Sultan 'Ali Ri'ayat Syah (cucu Munawar Syah) yang sebelum ayahnya, pada tanggal 3 Rabi'ul Akhir tahun yang sama (970 H/ 1540 M).
Kompleks Makam Sultan Aceh ini jika ditarik garis lurus imajiner jarak terdekat dari Sungai Aceh di sebelah tenggaranya 555 meter, dan jarak dari bibir pantai terdekat di sebelah barat lautnya 1 kilometer, dan dapat diakses dari Masjid Raya Baiturrahman dengan kendaraan bermotor via jalan Cut Mutia sekitar 2,5 kilometer dengan waktu tempuh selama kurang lebih 8 menit, pada koordinat 5.571189, 95.313910. Lokasi berada di wilayah administrasi Gampong Pande, Kecamatan Kutaraja, Kota Banda Aceh, Aceh.
Foto-foto direkam oleh Irfan M Nur
Bandar Aceh Darussalam, Sabtu 23 Juli 2022 / 24 Dzulhijjah 1443





























Posting Komentar

0 Komentar