Rihlah ilmiyah Syaikh Usamah Sayyid Al-Azhari ke Sekretariat Mapesa dan PEDIR Museum

Syaikh أسامة السيد الأزهري Usama Elsayed Alazhary disambut oleh Ketua Mapesa Mizuar Mahdi Al-Asyi dan Direktur PEDIR Museum Masykur Syafruddin (Luengputu Manuskrip Aceh).


Ketua Mapesa memberikan pembukaan dan sambutan kepada Syaikh yang mengunjungi Mapesa karena beliau merupakan salah satu idolanya. Ketua Mapesa juga menjelaskan peran dan kegiatan Mapesa yang sejak 2010 bergerak dalam penyelamatan artefak dan pengkajian sejarah Aceh.
Syaikh merasa sangat bahagia bisa sampai ke sekretariat Mapesa dan melihat Mapesa sebagai sebuah lembaga yang tidak hanya difungsikan sebagai Museum Sejarah biasa, akan tetapi terdapat banyak koleksi seperti manuskrip, mata uang, senjata dan artefak lainnya yang sangat penting untuk penulisan sejarah. Dan Syaikh bertanya perihal dokumen Habib Abdurrahman yang tersimpan di sekretariat.
Kemudian Masykur Syafruddin selaku Direktur PEDIR Museum menyampaikan terdapat 30 dokumen tentang Habib Abdurrahman Az-Zahir sebagai seorang ulama, diplomat, dan pejuang Aceh. Ada surat menyurat Habib kepada gubernur Hijaz dan Khalifah Utsmaniyah, Surat Habib dari Teuku Muda Nyak Malem Simpang Ulim, Surat Syaikh Muhammad Amin Tiro yang menyeru mujahid Aceh melakukan doa tolak bala karena Dalam Aceh sudah jatuh atas perintah Habib, dan ijazah-ijazah Habib dari guru-guru beliau dan ijazah kepada murid-murid yang ada di Aceh diantaranya Nyak Ali Lampaseh dan Syaikh Muhammad Shalih Kuta Karang.
Masykur juga memperkenalkan para ulama-ulama besar Aceh yang berpengaruh dan memiliki banyak karya diantaranya:
Syaikh Muhammad Marhaban bin Muhammad Shalih Tiro yang juga merupakan sahabat dan guru dari Habib Abdurrahman. Syaikh Marhaban, Syaikh Muhammad Amin Tiro merupakan murid dari Syaikh Sayyid Ahmad Marzuki pengarang Mandhumah 'Aqidatul Awam. Syaikh juga melihat sanad-sanad Syaikh Muhammad Marhaban kepada muridnya Teungku Lam Pucok bin Jalaluddin dan sanad yang bersambung kepada Syaikh Zakariya Al-Anshari.
Ulama lain yang diperkenalkan yaitu Syaikh Yusuf bin Isma'il Al-Fidiri Geulumpang Minyeuk yang menuntut ilmu ke Haramain selama 40 tahun berguru kepada Syaikh Sulaiman Al-Kurdiy dan Syaikh Muhammad Shalih Ra'is Mufti Syafi'iyah Makkah, dan ulama Aceh bernama Syaikh Abdurrahman Al-Jawiy yang belajar ke Madrasah Hasaniyah di Bashrah.
Kemudian Masykur memperkenalkan Ulama - ulama Aceh yang memberikan perhatian dalam bidang hadist seperti Syaikh Nuruddin Ar-Raniry yang menulis 3 kitab dalam bidang hadist yaitu Hidayatul Habib fit targhib wat-Tarhib yang memuat 850 hadist, Sirajul Mubin li Sayyidil Mursalin dan Fawa'idul Bahiyyah 'ala Hadist an-Nabawiyah.
Syaikh Abdurrauf bin Ali (Syiah Kuala) yang menulis 2 karya hadist yaitu Mawa'idul Badi' dan Syarah Latif 'ala Arba'in An-Nawawiyah yang diterjemahkan dan di syarah dari Syarah latif karya Syaikh Sa'aduddin Taftazaniy.
Syaikh Abdurrahim bin Ahmad Awe Geutah yang mempunyai sanad-sanad hadist seperti kitab Al-Adzkar dan Riyadhus Shalihin karya Imam Nawawi dan sanad hadist yang bersambung kepada Imam Bukhari.
Syaikh Abdullah Ba'id yang digelar Muhyiddin Al-Asyi menerjemahkan kitab Lubabul Hadist Imam Suyuthi dalam bahasa Jawi.
Disampaikan pula di Lam Baet, Aceh juga telah dimakamkan seorang ulama abad 19 yaitu Syaikh Abdullah Al-Mishr dan diperlihatkan naskah yang disalin pada makam Syaikh tersebut, Syaikh merasa sangat takub.
Pada akhir pertemuan Direktur PEDIR Museum dan Mapesa menghadiahkan dokumen tentang Habib Abdurrahman Az-Zahir dan karya ulama Aceh yang pernah belajar ke Al-Azhar yaitu Syaikh Abdullah bin Ibrahim Lambaro dan salinan-salinan sanad hadist.
Punge Blang Cut, Ahad, 16 Syawwal 1444/07 May 2023
Foto-foto oleh Irfan M Nur




















































Posting Komentar

0 Komentar