Arkeologi Prang Fi Sabili-Llah (Prang Aceh)

"Dagang" Orang Aceh Masa Perang

Dengan perahu-perahu layar yang ramping dan mampu melaju dengan cepat, orang Aceh melakukan aktifitas perdagangan di Teluk Aceh dan pergi ke pulau-pulau sekitarnya, mengapungkan perahu-perahu mereka di sana. Namun tidak jarang, senjata dan amunisi ikut diseludupkan di dalamnya. Manakala peluang-peluang yang menguntungkan Aceh muncul di laut, pedagang Aceh yang sebelumnya terlihat ramah dan damai seketika berubah menjadi seperti "bajak laut" yang mengerikan bagi musuh (Belanda)!
Perahu layar yang terlihat dalam gambar ini adalah salah satu perahu "dagang orang Aceh masa perang" yang dibawa ke Ulee Lheuh (Banda Aceh) pada 1896 dan ditambat di laguna Ulee Lheuh (posisi perahu tampaknya di sekitar Asoe Nanggroe atau Lam Pante, Kecamatan Meuraksa, Banda Aceh). Oleh pihak Belanda, perahu tersebut diumumkan sebagai sebuah "hadiah" sebab di dalamnya telah ditemukan senjata dan amunisi yang diseludupkan untuk "keperluan" Panglima Polem Sri Muda Perkasa Muhammad Dawud.
Sri Muda Perkasa Muhammad Dawud menjadi pucuk pimpinan Sagi 22 Mukim setelah ayahnya, Panglima Polem Raja Kuala, meninggal dunia pada Januari 1891. Dalam tahun di mana perahu layar berisi senjata dan amunisi ini digiring ke Ulee Lheuh, telah terjadi pula pertempuran di Glieng, sebuah kubu pertahanan Aceh yang langsung berada di bawah pimpinan Panglima Polem - Glieng adalah suatu tempat yang saya kira terletak antara Seunapeit dan Lamtamot di Kecamatan Lembah Seulawah, Aceh Besar, dan sangat boleh jadi, kubu pertahanan yang dimaksud adalah benteng yang hari ini lebih dikenal dengan Benteng Gunong Biram (?). Belanda yang dipimpin oleh van Heutsz, pada 16 Mai 1896, telah melakukan penyerangan secara besar-besaran ke benteng tersebut, namun berhasil dipatahkan oleh pihak Aceh di bawah pimpinan Panglima Polem, yang juga menantu Tuanku Hasyim Bangta Muda ini.
Sumber:
1. P.H.R. Beuming, Schetsen uit den strijd op Groot-Atjeh (Sketsa Pertempuran di Aceh Besar), Amsterdam: 1911.
2. Mohammad Said, Aceh Sepanjang Abad II, Medan: Harian Waspada, 1985
* Arkeologi Prang Fi Sabili-Llah (Prang Aceh) adalah sebuah program rintisan MAPESA yang antara lain bertujuan untuk menggali khazanah warisan kemiliteran Aceh Darussalam sepanjang zaman.


Oleh Musafir Zaman
Dikutip dari group Mapesa

Posting Komentar

0 Komentar