Revitalisasi Bandar Aceh Darussalam

Selamat Jalan, Mimpi! Sampai Bertemu lagi!

Mimpi itu bertajuk:
"Revitalisasi Bandar Aceh Darussalam"
Sub judul sekaligus taglines:
"Pusaka untuk Bangsa dan Generasi Masa Depan"
"Protect What's Precious!"
Mengapa selamat jalan?
Karena informasi terakhir yang saya terima "revitalisasi Bandar Aceh Darussalam" tidak termasuk dalam isu strategis tata ruang Kota Banda Aceh, bahkan hal yang tidak pernah terpikirkan. Kabarnya, di antara isu strategis yang menjadi unggulan ialah menjadikan Kota Banda Aceh sebagai tempat penyelenggaraan event-event nasional! Maka, selamat jalan, mimpi!!
Mengapa sampai bertemu lagi?
Karena revitalisasi Bandar Aceh Darussalam menjadi harapan di masa depan, di tangan generasi yang benar-benar mengerti tentang negeri ini, tentang lapisan-lapisan budaya yang mengisi stratifikasi tanahnya, tentang jiwa dan semangat yang dikandunginya. Generasi yang menyadari bahwa ini adalah kota para sultan Aceh Darussalam dari zaman ke zaman. Memasabodohkan kenyataan itu sama dengan membelakangi sejarah dan mengkhianati para pembangun negeri.
"Revitalisasi Bandar Aceh Darussalam" pada hakikatnya merupakan sebuah gagasan dalam rangka mencitrakan atau menciptakan "sense of place" (cita rasa tempat) bagi Kota Banda Aceh sebagai:
a. Kota Islam
Dengan ruang lingkup pemikiran:
1. Model kota Islam di kepulauan Asia Tenggara menurut konsep tata ruang syar'iy dalam Fiqh Islam, terutama mazhab Asy-Syafi'iy.
2. Pelestarian kawasan situs sejarah Islam Bandar Aceh Darussalam.
3. Sinkronisasi dan harmonisasi antara tuntutan pelestarian tata ruang kota di era Bandar Aceh Darussalam dan tuntutan pemordernan kota sebagai jawaban terhadap pola hidup masa kini dengan tetap mengacu kepada konsep tata ruang syar'iy dalam Fiqh Islam, terutama mazhab Asy-Syafi'iy.
b. Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Islam
Dengan ruang lingkup pemikiran:
1. Pelestarian dan revitalisasi masjid-masjid (Jami'), madrasah-madrasah, zawiyah-zawiyah (dayah-dayah), serta meunasah-meunasah bernilai sejarah.
2. Pengaktifan masjid-masjid, madrasah-madrasah, zawiyah-zawiyah (dayah-dayah), meunasah-meunasah sebagai sentra da'wah, pendidikan spiritual dan akhlaq, serta pengembangan ilmu pengetahuan Islam.
3. Menfasilitasi masjid-masjid (Jam'i) dengan sarana-sarana yang menunjang penyelenggaraan seminar, konfrensi, da'wah serta pertunjukan kesenian Islam.
4. Membentuk majlis (lembaga) tinggi kepengurusan masjid dan pengelolaan waqafnya.
5. Penyediaan sarana-sarana pendidikan publik semisal perpustakaan-perpustakaan baik umum maupun spesifik; museum-museum, baik umum maupun spesifik - antara lain museum batu nisan Aceh; galeri-galeri serta workshop kesenian dan budaya.
6. Kampung riset untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
7. Penyediaan sarana-sarana hiburan edukatif dan berintikan soliditasi karakter budaya Aceh semisal taman hiburan kebudayaan tradisional Aceh; taman hutan dan tanaman farmasi Aceh; taman geografi dan geologi Aceh; taman satwa dan lingkungan hidup; taman kemaritiman dan oseanografi Aceh; dan lain sebagainya.
8. Kampung etnografi Aceh.
c. Kota Sejarah Maritim dan Perdagangan Maritim
Dengan ruang lingkup pemikiran:
1. Pelestarian kawasan situs sejarah kemaritiman.
2. Pusat studi pelayaran dan kawasan kemaritiman dunia.
3. Museum Perdagangan Maritim Dunia.
d. Kota Sejarah Perlawanan terhadap Kolonial
Dengan ruang lingkup pemikiran:
1. Pelestarian dan monumentalisasi lokasi-lokasi bersejarah dalam perang melawan kolonial.
2. Pusat studi sejarah kemiliteran dan strategi peperangan.
3. Museum Perang Aceh.
Sekarang, saya akan mewawancarai diri saya sendiri.
+ Apakah Anda sedang bermimpi?
- Ya, benar.
+ Patutkah Anda bermimpi?
- Mengapa tidak? Untuk sebuah pusaka yang besar dan untuk sebuah persembahan kepada bangsa dan negara, serta generasi masa depan, saya yakin, saya patut untuk bermimpi, bahkan berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan mimpi itu menjadi kenyataan! Nelson Mandela mengungkapkan pengalamannya: "It always seems impossible until it's done" (Sesuatu akan selalu terlihat mustahil sampai ia telah berhasil dilakukan). Sejarah Islam sendiri dipadatkan oleh kisah-kisah penggulingan terhadap kemustahilan. Sejarah bangsa ini menjadi besar juga adalah karena sangat banyak hal-hal yang dianggap mustahil telah diruntuhkan.
+ Anda melihat suatu cara untuk merealisasikan mimpi itu?
- Dari sisi teknis, saya kira, kita dapat mengandalkan keahlian para ulama, ilmuwan, insinyur serta praktisi dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, tapi mimpi itu hanya dapat terlaksana apabila masyarakat dan pemerintah Aceh, terutama pemerintah Provinsi Aceh, Kota Banda Aceh dan Aceh Besar, memiliki kemauan dan keberanian serta sepakat dan bersedia untuk bersama-sama memberikan sebuah persembahan bagi bangsa dan generasi masa depan.
+ Apakah itu akan mendatangkan keuntungan moril dan materil bagi Aceh?
- 100 % saya yakin itu.
+ Kalau bicara anggaran pemerintah, itu bisa masuk ke rekening apa?
- Saya tidak paham tentang penganggaran, tapi saya kira, dari sisi moril, itu bisa masuk ke rekening untuk pembentukan karakter bangsa, revolusi mental, pendidikan, budaya ... dan dari sisi materil, itu bisa masuk ke rekening untuk proyek pariwisata. Potensi alam Banda Aceh sudah jelas terbatas, dan katanya, Banda Aceh akan mengandalkan sektor pariwisata. Pariwisata secara sederhana adalah kunjungan.. tapi siapa yang akan berkunjung dan apa yang akan dikunjungi jika yang terlihat di lansekap Banda Aceh hanya perkantoran, pertokoan, warung-warung dan tempat-tempat berjualan di mana-mana mulai pinggiran jalan, di atas jembatan sampai lapangan, dan kekumuhan juga tampak terselip hampir di merata tempat, bukan hanya di pinggiran kota tapi juga di tengah kota, belum lagi sungai-sungai yang kotor dan seterusnya... Apa mungkin setiap orang yang berkunjung hanya dipersilahkan untuk menatap Masjid Raya terus menerus? Dari itu, diperlukan sebuah konsep pariwisata yang menyuluruh dan didasari pada suatu pemikiran filosofi yang mendalam.
+ Tampaknya, Anda yakin sekali mimpi Anda dapat menjadi sebuah alasan bagi peningkatan gairah kunjungan ke Aceh?
- Bulat! Tidak kurang sedikitpun.
+ Apabila mimpi itu hanya akan terus ada di kepala Anda sendiri dan tidak pernah menempati kepala yang lain?
- Biarlah! Saya tidak akan kecewa. Tidak juga putus asa. Sebab, mimpi itu tetap akan punya kesempatan di masa depan, saat suatu ketika musim telah berganti, saat waktu telah berkata lain.
+ Walaupun saat itu Anda telah tiada lagi di dunia ini?
- Hahaha... saya pernah mendengar kisah tentang seorang penyair yang karya-karyanya direndahkan dan ditolak oleh banyak orang di masa hidupnya, tapi setelah beberapa lama sejak dia meninggal dunia, sebuah patung didirikan untuk mengenangnya, dan karya-karyanya berada di rating paling atas. Syukurnya, saya tidak pernah berharap demikian, malah melarang orang mendirikan patung untuk saya di masa depan... hahaha!
+ Apakah mimpi seperti itu hanya untuk Kota Banda Aceh?
- Tidak. Tapi untuk seluruh kawasan bersejarah, terutama kota-kota yang telah meninggalkan jejak sejarah Islam yang padat. Saya berharap semua kota lama itu direvitalisasi dan menjadi museum yang hidup (living museum), yang dapat mengingatkan jati diri dan mengilhami langkah-langkah ke masa depan, sekaligus juga akan menawarkan prospek ekonomi bagi masyarakatnya.
+ Baiklah, semoga Anda bisa bertahan hidup dengan mimpi Anda itu.
- Terima kasih.


Oleh Musafir Zaman
Dikutip dari group Mapesa

Posting Komentar

0 Komentar