Suara yang mudah-mudahan terdengar!

Suara yang mudah-mudahan terdengar!

Rahima-Llah Sultan 'Ala'uddin Ri'ayat Syah bin 'Ali Mughayat Syah. Untuk mengenang dan menghormati seorang pahlawan Islam dalam abad ke-10 H/ke-16 M, yang juga adalah pamannya bernama Malik Ibrahim, ia telah menamakan seorang putranya dengan Raja Ibrahim.
Raja Ibrahim bin Sultan 'Ala'uddin bin Sultan 'Ali Mughayah Syah adalah seorang tokoh dan putra sultan yang sejauh diketahui tidak terungkap dalam sumber mana pun selain pada batu nisan kuburnya. Batu nisan itu adalah di antara batu-batu nisan peninggalan sejarah Aceh Darussalam yang selamat dari bencana tsunami 2004 dan masih dapat disaksikan sampai dengan hari ini.
Batu nisan adalah "arsip negara" Kesultanan Aceh Darussalam!
Apabila Tuan-tuan serta Puan-puan mendukung perawatan dan pelestarian "arsip" tersebut, maka besarlah harapan daripada lautan, tinggilah permohonan daripada awan, semoga bersedialah Tuan-tuan dan Puan-puan berperan menjaga eksistensi Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (MAPESA) lewat membantu pembiayaan sewa tempat yang menjadi sekretariatnya sekarang untuk dua tahun ke depan.
MAPESA adalah lembaga swadaya masyarakat, nirlaba, dari masyarakat untuk masyarakat, berkonsentrasi dan berkontribusi untuk membangun masa depan masyarakat yang 'abid, cerdas lagi arif.
Apabila sampailah suara kerendahan ini kepada pendengaran Tuan-tuan dan Puan-puan yang tinggi, mohon tidaklah melalukan ia ke gurun pasir yang tandus gersang, dan hanya kepada Allah-lah berujung segala pinta dan qabul perkenan.
Catatan:
1. Gambar "arsip" di mana nama Raja Ibrahim disebutkan, jika tertarik untuk melihatnya, Insya'a-Llah, akan muncul seiring suara yang terdengar.
2. Mohon menghubungi Pengurus Mapesa Aceh apabila berkenan menjawab suara ini.

Oleh Musafir Zaman Dikutip dari group Mapesa

Posting Komentar

0 Komentar