Maklumat Perang Aceh 7 Juni 1873 (Dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Loudon)
Maklumat Perang Aceh 7 Juni 1873 merupakan sebuah proklamasi yang dikeluarkan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Loudon. Dokumen ini dikeluarkan setelah Agresi Militer Belanda Pertama pada April 1873 mengalami kegagalan yang ditandai dengan tewasnya Jenderal Köhler. Maklumat ini berfungsi sebagai penegasan ulang posisi Belanda dan pembenaran perang, sekaligus menjadi taktik politik untuk memecah belah kekuatan Aceh menjelang agresi militer kedua yang lebih besar. Isinya memuat ancaman dan janji: di satu sisi, Belanda mengancam bahwa siapa pun (negeri atau rakyat) yang membantu pihak Sultan Aceh akan dianggap sebagai musuh dan diperangi; di sisi lain, Belanda menjanjikan "kebaikan dan persahabatan" serta jaminan keamanan dan perdamaian yang menguntungkan bagi siapa saja yang memilih berdamai.
Dokumen ini bukanlah surat pernyataan perang yang pertama. Pernyataan perang resmi pertama telah dikeluarkan oleh Belanda pada Rabu, 26 Maret 1873. Dibuat di atas kapal uap Zr. Ms Citadel van Antwerpen, yang berlabuh di Teluk Aceh.
Berikut translitrasi dokumen, yang dibacakan oleh Masykur Syafruddin(Luengputu Manuskrip Aceh).
Kepada kepala-kepala dan rakyat negeri-negeri di bawah perintah Kerajaan Aceh.
Maka beberapa kali gubernemen Hindia Nederland telah menjawab menyelesaikan dengan berdamai, segala pergaduhan dan permusuhan antara Kerajaan Aceh, dengan negeri-negeri di bawah pemerintahannya, dan antara negeri-negeri yang bersama sendirinya.
Yaitu katanya, akan memelihara akan perkataan yang am, atas perniagaan-perniagaan, dan pelayaran di laut.
Tetapi percubaan itu dibalas dengan kesombongan yang amat sangat oleh sebelah Aceh.
Maka apalagi baharu-baharu ini, dibalas pula dengan tipu dan hilah, oleh yang memerintah negeri.
Maka gubernemen Hindia Nederland telah menjawab, meminta keterangan atas hal itu kepada Sultan Aceh dengan jalan bicara.
Mudah-mudahan boleh dapat dengan kebaikan.
Tetapi tiada dapat mufakat.
Maka dengan sebab itulah jadi perang antara gubernemen Hindia Nederland dengan Sultan Aceh.
Maka sekarang peperangan itu direntikan dahulu, oleh sebab musim hujan.
Maka jikalau musim kemarau, maka dijalankan lagi dengan segala kekuatan.
Maka peperangan ini, hanya dijalankan atas orang yang telah menipu Sultan dari maksudnya gubernemen yang kebaikan.
Dan yang telah menjadikan peperangan dan atas siapa-siapa yang meminta Sultan dengan segala rupa perbuatannya.
Tetapi sekali-kali tiada dijalankan peperangan ini atas jajahan Aceh, yang sewaktu ini sekali-kali tiada mencampuri di dalam peperangan.
Maka dari fasal itu sentiasa kami suruhkan mencari khabar di mana-mana negeri, yang jikalau dapat pengkhabaran ada juga yang bantu pada Aceh dengan sebarang rupa bantuan, maka mereka itu jadi musuhlah kepada gubernemen, dan gubernemen pun membuat dia seperti musuh juga.
Maka barang siapa hendak berdamai dengan gubernemen Hindia Nederland, maka orang itu akan merasa kebaikan dan persahabatan gubernemen.
Maka tiadalah diperolehnya kecelakaan perang dengan kematian dan kebinasaan.
Maka boleh haraplah ia kepada gubernemen akan mengaturkan dan menetapkan masing-masing kesetiaan dengan keuntungan, dan perdamaian kebaikan.
Maka bersalahan dengan pengkhabaran orang-orang yang jahat pekerti, yaitu mengatakan gubernemen bermusuh dengan agama Islam. Maka semuanya orang boleh percaya yang tiada sekali-kali demikian itu.
Maka di mana-mana perintah gubernemen, agama Islam dilakukan dengan tiada ditegah sekali-kali.
Maka kami ulangkan pula perkataan, maka barang siapa memilih pihak sebelah Sultan, maka ialah akan merasa hukuman gubernemen.
Maka kesusahan yang kena padanya, dan pada negeri yaitu tersebut kesalahan sendirinya.
Gubernemen Jenderal Hindia Nederland,
Loudon.
Maktub pada 7 hari bulan Juni tahun 1873, bersamaan dengan 20 hari bulan Rabiul Akhir sanah 1290.
Sumber Dokumen Wereldmuseum: https://hdl.handle.net/20.500.11840/1035709
#mapesa #bpkwil1 #sejarahaceh #manuscript #pedirmuseum

0 Komentar