Meuseuraya 03 April 2016 di Biduk Lampulo (Foto dari Udara)




Ahad, 03 April 2016 Masyarakat Peduli Sejarah Aceh (Mapesa) melakukan meuseuraya penataan kembali komplek pemakaman bersejarah di dusun Biduk gampong Lampulo Banda Aceh. Puluhan nisan dari beberapa komplek makam yang tersebar di dusun Biduk gampong Lampulo ini berhasil ditata kembali. Beberapa nisan telah tecabut dan berpindah dari posisi awal akibat terjangan tsunami 2004 silam. Puluhan nisan lainnya telah aus dan rusak parah akibat terendam ketika datang pasang laut.

Tidak hanya sebaran komplek pemakaman yang menandakan jejak kehidupan masa silam Aceh yang begitu ramai. Pecahan gerabah dalam jumlah besar yang muncul di permukaan makin memperkuat bahwa, kawasan Biduk Lampulo ini sejak 5 abad silam telah menjadi Bandar. Dan inilah Bandar Aceh yang ramai itu, disinggahi oleh berbagai bangsa di dunia. Dan ternyata nama Bandar Aceh Darussalam dikukuhkan pada mata uang timah (keuh) zaman kesultanan Aceh Darussalam. Mata uang tersebut biasa ditemukan di kawasan Biduk Lampulo – Diwai Makam Lambaro Skep hingga Neuhen Aceh Besar.

Berikut foto kegiatan meuseraya yang berhasil direkam dari udara:





Koin Aceh yang bertulis: "Bandar Aceh Darussalam"
(Koin koleksi: Masykur Syafruddin)















Posting Komentar

0 Komentar