Kompleks makam Tun/Tuan Besar binti Meurah Apangsali wafat 28 Ramadhan
955 Hijriah (10 Oktober 1550 masehi) Gampong Blang Cut kecamatan Lueng Bata kota Banda Aceh. |
Meskipun batu nisan kuburnya berukuran kecil, tapi Almarhum tetap Syaikh, semoga Allah Ta'ala mengampuni dan merahmatinya.
هذا القبر شيخ عبد الله
"Inilah kubur Syaikh 'Abdullah"
Nisan kaki sisi utara milik Syaikh 'Abdullah Gampong Blang Cut kecamatan Lueng Bata kota Banda Aceh. |
Abul
'Atahiyyah (penyair zaman Abbasiyyah):
الموت باب وكل الناس داخله
الموت كأس وكل الناس شاربه
الموت كأس وكل الناس شاربه
"Kematian adalah pintu dan setiap orang pasti memasukinya
Kematian
adalah cangkir [minuman] dan setiap orang pasti meminumnya."
Demikian
bunyi syair yang lazim ditemukan pada batu-batu nisan Aceh, tapi syair itu pada
batu nisan tampaknya telah dimanfaatkan untuk maksud lain. Baris pertama syair
telah diletakkan pada baris kedua inskripsi, dan baris kedua syair telah
diletakkan pada bari pertama inskripsi. Sebuah kejanggalan yang disengaja.
Kata-kata dalam syair pun telah dicincang dan dihilangkan sedemikian rupa sehingga
baris pertama inskripsi yang seharusnya memiliki 21 huruf berkurang menjadi 11
huruf (kata "syaribuhu" total dihilangkan), sedangkan baris kedua
inskripsi yang seharusnya juga memiliki 21 huruf telah dipangkas menjadi 15
huruf. Setelah kesemua huruf itu dikeluarkan dan disusun ulang, seolah-olah
kalimat lain muncul dan memberi makna:
أّلموك وكلنا
ألموا وذب ناس خلالك
Baris 1: "Mereka menyakitimu dan kami semua."
ألموا وذب ناس خلالك
Baris 1: "Mereka menyakitimu dan kami semua."
Baris
2: "Mereka menyakiti, sedangkan semua orang membelamu."
Nisan kaki sisi selatan milik Syaikh 'Abdullah Gampong Blang Cut kecamatan Lueng Bata kota Banda Aceh. |
Sepertinya,
sesuatu telah terjadi pada waktu itu; seakan-akan ada suatu kepahitan yang
sedang disembunyikan oleh seniman lewat huruf-hurufnya. Karena seniman tidak
dapat mengungkapkan perasaannya secara terang, ia memerah semampu mungkin daya
imajinasi yang dimilikinya untuk mencincang bait-bait syair itu dan meletakkan
perasaannya di sana. Saya kira inilah sebab Syaikh Abdullah memiliki batu nisan
berukuran sangat kecil di kompleks tersebut. Seniman yang tidak tega hatinya
memperlakukan kubur Syaikh 'Abdullah demikian, mencari jalan lain untuk
mengungkapkan rahasia bahwa bukan karena Syaikh orang tidak baik, tapi hanya
keberuntungan dan keadaan yang sedang tidak memihaknya. Saya tidak dapat
memastikan apakah ini sebenarnya yang dimaksud, tapi begitulah yang saya raba.
Karena itu, tentunya, Tuan-tuan tidak harus mempercayainya. Pelajaran tentu ada
dalam setiap keadaan, baik dan buruknya, Wa-Llahu A'lam.
Oleh: Musafir Zaman.
Oleh: Musafir Zaman.
0 Komentar