Antara Bandar Lamuri dan Kota Sumatra

Sepasang nisan makam tipologi Lamuri di kompleks pemakaman kesultanan Sumatra (komplek makam Nahrasyiyah), di Gampong Kuta Krueng, Kec. Samudra, Aceh Utara. Butu nisan ini dari jenis batuan beku andesit, batuan yang juga digunakan pada penanda kubur seorang sultan yang bertahta di Lamuri yaitu Sultan Muhammad bin Malik ‘Alawuddin, wafat pada 20 Dzulqa'dah 834 H (30 Juli 1431 M).

Tokoh yang dimakamkan ini dapat dipastikan berasal dari Bandar Lamuri telah wafat di Kota Sumatra, ibukota pemerintahan para sultan dari Dinasti Shalihiyyah. Kenyataan ini membuka kemungkinan jika kehadirannya di Kota Sumatra punya suatu keterkaitan dengan perubahan status Lamuri dari kerajaan (pemerintahan para malik) menjadi kesultanan atau klaim Sultan Muhammad bin Malik ‘Alawuddin sebagai sultan yang bertahta di Lamuri.















Pemotretan untuk keperluan rancangan buku edisi seri terbitan Mapesa dengan judul 'Yang Berdaulat di atas Tahta Kesultanan, Biografi Pemimpin Muslim dari Tanah Aceh'.


Tim Fotografi:

Foto oleh Irfan M Nur
Dibantu oleh: Arya PurbayaD-Zier, @AL Muzalir

Posting Komentar

0 Komentar