Apresiasi

Pertempuran panjang hari ini. Melawan abstrak. Imajinasi brilian yang mesti ditundukkan kekuatan verbal. Isyarat dan lambang ditata sistematika berpikir tingkat puncak yang mesti dihilangkan bayang-bayangnya dengan sinaran kalimat.


Untuk mengobati perasaan seniman yang barangkali menyadari karyanya tidak dimengerti!

Tentu tidak cukup baginya kata-kata menghibur semisal: barang mahal sering tidak berarti bagi anak-anak yang belum sempurna akal! Itu tidak akan menghibur. Sebab, ia bukan pamer kebolehan. Ia sesungguhnya berpesan lewat seni yang ia yakin tidak akan dilewatkan apalagi dilupakan. Ia berharap pahala yang terus mengalir dari pesannya yang berseni itu. Tapi, nyata tidak selalu sesuai harap. Angin terkadang bertiup tak ke arah kapal hendak berlayar!

Pertempuran hari ini, karenanya, harus dimenangkan sang seniman, membawa senyum ke wajahnya, dan semoga ampunan dan limpahan rahmat Allah Ta'ala senantiasa menyejukkannya. Begitu pula untuk penghuni kubur. Tentunya, pribadi yang pantas untuk dikenang dan didoakan. Batu nisan yang dipahat untuk kuburnya tampak hanya untuk menandai pengabdian yang dilakukan demi kepentingan Islam dan Muslimin. Ia meninggal dunia pada hari Senin, 12 Ramadhan 830 Hijriah (15 Juli 1427 Masehi). Di Mesir kala itu sedang memerintah Sultan Saifuddin Barsbay, dan hidup di zamannya, Ibnu Hajar Al-'Asqalaniy, pengarang Fathu-l-Bariy, dan Badruddin Al-'Ainiy, guru privat Barsbay dan pengarang 'Umdatu-l-Qariy! Hubungannya?

Mohon doakan bagi saya taufiq dan pertolongan Allah!

Gambar: satu sisi dari empat sisi berhias misykah pada dua batu nisan kubur di Gampong Maddi, Kecamatan Nibong, Kabupaten Aceh Utara. Satu-satunya, saya kira! Di dunia!

Sumber Gambar:
http://hdl.handle.net/1887.1/item:817924 


Oleh: Taqiyuddin Muhammad, Penulis adalah Pembina Mapesa
Pertama kali diterbitkan di Group Facebook MAPESA, pada 12 Oktober 2023, pukul 10.56

Posting Komentar

0 Komentar