Gigieng dan Kuala-kualanya

Hanya Pertanyaan-pertanyaan

Beruntung jika itu hanya batu nisan; penanda dari sebuah kematian. Tapi bagaimana apabila itu pada hakikatnya juga sebuah pemberitahuan tentang kenyataan-kenyaataan di masa silam yang tidak pernah terbayangkan?
Bagaimana pula jika hari ini dan masa silam ibarat dua tepian yang tidak terhubung?
Mereka yang berdiri di tepi hari ini akan melihat asing mereka yang berdiri di seberang, dan mereka yang di seberang, yang berdiri di tepi masa silam, tampak mengerutkan kening mereka sambil menatap dengan sorot mata penuh keheranan kepada mereka yang berdiri di tepi hari ini.
Adakah di antara kedua mereka memiliki suatu hubungan?
Apakah mereka akan saling mengakui memiliki suatu hubungan?
Ataukah mereka akan saling menyangkal?
Mungkinkah membangun jembatan untuk mengakhiri keterputusan ini?
Untuk pertanyaan yang terakhir, izinkanlah saya menyampaikan, janganlah pernah berharap pada Pemerintah, sebab dari gelagat yang teramati memang tampak tidak akan pernah ada rencana untuk membangun "jembatan" itu. Mungkin, terpikir pun tidak. Atau, andaikan terbetik dalam pikiran, itu kemudian juga akan masih dianggap tidak perlu, tidak urgen.
Maka, apabila membangun "jembatan" itu bukan kemauan rakyat, bukan merupakan sikap bersikeras dari masyarakat, maka lupakanlah masa silam, dan lupakanlah pula sejarah bangsa! Tapi, "melupakan" tampaknya adalah sesuatu yang akan untuk selamanya ditolak oleh MAPESA.





Oleh Musafir Zaman
DIkutip dari group Mapesa

Posting Komentar

0 Komentar