Jejak Mu'min [Bukan Tinggalan Arkeologis!]

Sumber: Leiden University Libraries 

Jejak Mu'min [Bukan Tinggalan Arkeologis!]

Di antara kalimat doa yang diucapkan setelah takbir keempat shalat mayyit:
وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
Dan [Tuhan kami], ampunilah kami dan dia (mayyit), dan saudara-saudara kami yang telah lebih dulu beriman sebelum kami, dan janganlah Engkau letakkan dalam hati kami kedengkian bagi orang-orang yang telah beriman. Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.

Sebaris doa yang diajarkan oleh Al-Qur'an untuk mengenang dan menghargai orang-orang yang telah lebih dulu beriman!
Surah Al-Hasyr, ayat 10:
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
"Orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar) berdoa, 'Ya Tuhan kami, ampunilah kami serta saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu daripada kami dan janganlah Engkau jadikan dalam hati kami kedengkian terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.'."

Diajarkan untuk mengingat dan menghargai mereka yang telah lebih dulu beriman. Diajarkan untuk tidak mengurangi kehormatan mereka; untuk tidak mendengki kehadiran dan limpahan rahmat Allah kepada mereka di masa lampau; untuk tidak merendahkan mereka dengan cerita yang dibuat-buat. Sebuah ajaran yang indah!

Ajaran dan doa Qur'aniy yang terukir indah di bingkai paling atas sebuah batu nisan terbuat dari marmer warisan sejarah Sumatra-Pasai.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
"Tuhan kami, ampunilah kami dan juga saudara-saudara kami yang telah mendahului kami dalam keimanan [kepada-Mu], dan janganlah beri ruang dalam hati kami bagi kedengkian terhadap orang-orang yang telah beriman. Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penuh-kasih lagi Maha Penyayang!"
Ajaran dan doa Qur'aniy pada batu nisan/tugu makam untuk kubur Sayyid Syarif Amir Hasan bin Amir 'Ali Syira-Abadiy yang wafat di Sumatra-Pasai pada 12 Rabi'ul Awal 833 Hijriah (17 Desember 1429 Masehi).
Ajaran dan doa yang indah, terukir dengan kaligrafi yang indah, pada batu nisan/tugu makam [yang sedianya] indah.

Blang Oi, 22 Rabi'ul Awwal 1445 Hijriah (genap 612 tahun hijriah setelah pemilik kubur wafat, semoga Allah Ta'ala merahmatinya).
  • Sebagian kawan-kawan mengira saya berurusan dengan kepurbakalaan. Meskipun lapangan ilmu pengetahuan tersebut penting, namun kapasitas yang saya miliki hanya cukup untuk berbagai hal terkait jejak-jejak yang ditinggalkan oleh orang-orang yang lebih dulu beriman!

Oleh Musafir Zaman
Dikutip di group Mapesa

Posting Komentar

0 Komentar