Cisah dan Mapesa di Tanah Selatan Aceh


Kompleks makam di Rimo, Singkil. 
Mohon Jangan Ragu akan Cinta ini!
Terkadang, sebagian orang yang mengkuti Mapesa lewat grup ini tergesa-gesa untuk mengambil kesimpulan atau memberikan penafsiran sesuai pandangannya yang sepintas lalu. Dan tentunya, ia tidak mengikuti peluh yang mengalir di sekujur tubuh anggota tim Mapesa. Ia tidak mengikuti air mata yang berlinang. Ia tidak mengikuti kegundahan yang panjang dan tak pernah bertepi. Ia hanya mengikuti Mapesa lewat grup ini lewat "like" dan komentar-komentar yang terkadang tidak punya banyak manfaat.
Apakah Mapesa minta untuk dipuji? Apakah Mapesa menunggu Pemerintah mengucurkan dana sehingga bisa bekerja?
Sejauh yang saya ketahui tentang Mapesa, sejak awal berdirinya sampai hari ini, itu tidak pernah terjadi. Mapesa belum pernah vakum kegiatan oleh karena alasan kurangnya vitamin pujian yang diberikan oleh masyarakat, dan juga tidak pernah berhenti gara-gara Pemerintah tidak memberikan perhatiannya untuk berbagai kegiatan Mapesa. Mapesa memiliki kekuatan yang abstrak, mujarad, dan hanya orang-orang yang bening hatinya, yang dapat melihat kekuatan itu. Kekuatan atau energi yang dihasilkan dari "sumber energi terbarukan", yaitu cinta. Banyak orang hebat dan lebih mampu untuk melakukan apa yang dilakukan Mapesa. Itu suatu hal yang diakui. Tapi jika ada orang bertanya, apa yang diandalkan Mapesa dalam melakukan semua kerjanya, jawabnya adalah cinta. Cinta itu yang memberikan kepada Mapesa segala kemampuan untuk melakukan yang terbaik bagi warisan sejarah Aceh Darussalam.
Itu yang saya tahu tentang Mapesa.
Adapun tentang perhatian Mapesa untuk kawasan di luar Banda Aceh dan Aceh Besar, maka saya katakan: Mohon Jangan Ragu akan Cinta Ini!
Berikut ini, akan saya tampilkan beberapa gambar saja dari sejumlah data yang telah dikumpulkan oleh dua bersaudara, CISAH dan MAPESA, di kawasan pantai selatan Aceh (baca: Cinta di Ujung Selatan). Dan mohon jangan pernah Anda beranggapan bahwa gambar-gambar dan beberapa informasi itu diperoleh lantaran difasilitasi oleh Pemerintah, tidur dan makan enak selama perjalanan dengan biaya Negara. Tidak pernah itu terjadi sepanjang kerja ini dilakukan.
Itu semua dihasilkan oleh pelupuk mata yang panas dan berkunang-kunang saat senja menjelang. Tapi, bagaimanapun diungkapkan, tetap saja hal-hal seperti ini susah untuk diikuti. Maka katakanlah apa saja sesuka hati, dan biarlah Mapesa berucap: Hasbiya-Llah wa ni'mal Wakil, wa la haula wa la quwwata illa bil-Llah.

Inskripsi Nisan di Tapaktuan, Aceh Selatan.
أ.
1. تله دكو
2. ر نيائي أو
3. ليه توهن
4. سرو سكلين

Nisan di Tapaktuan (1)
ب.
1. عالم مر حـ (؟) شيخ
2. خازن سبله (؟) با
3. سي أير 32
4. في 29 رجب هـ

Nisan di Tapaktuan (2)
A.
1. Telah diku-
2. rniyai o-
3. leh Tuhan
4. seru sekalian
B.
1. alam mar (?) Syaikh
2. Khazin sebelah (?) Pa-
3. si Ayir (32?)
4. pada Rajab (H?)

Inskripsi Nisan Tapaktuan (1 & 2)
Tiang Masjid Pulo Kameng, Aceh Selatan.

Tiang Masjid Pulo Kameng, Aceh Selatan.
Nisan makam Raja Harun bin Sutan Daulat (telah dipublikasikan)
Subulussalam.

Kompleks makam Raja Harun bin Sutan Daulat (telah dipublikasikan)
Subulussalam.

Inskripsi yang memuat Nama-nama Malaikat:
 Israfi; 'Izra'il, pada nisan di Rimo, Singkil.

Inskripsi yang memuat nama sahabat Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam
Abu Bakr, 'Umar, 'Utsman, 'Ali pada nisan di Rimo, Singkil.
Kompleks makam di Rimo, Singkil.
Nisan kuno di Singkil Lama.

Oleh: Musafir Zaman.
Dikutip dari group facebook Mapesa.

Posting Komentar

0 Komentar